3 Cara Mendapat Pengalaman Riset Saat Studi S1



Seringkali pengalaman riset menjadi poin kuat untuk menaikkan daya tawar kita saat melamar beasiswa. Hal tersebut mungkin tidak menjadi masalah bagi para peneliti yang sudah berkarya di litbang, kementrian, think-tank, dan universitas selama beberapa lama. 

 

Namun, bagaimana dengan mahasiswa S1 yang masih kuliah? Apakah lantas tidak memiliki kesempatan? 

 

Tenang! Meskipun dengan dana dan sumber daya yang terbatas, mahasiswa S1 tetap bisa memiliki pengalaman riset dengan 3 cara sederhana di bawah ini. 

 

1.   Mengerjakan makalah-makalah tugas kuliah dengan (sangat) baik. 

 

“Hah emang nugas doang termasuk pengalaman riset?”

 

Loh, iya dong!  Mungkin, tugas kuliah kita belum menganalisis topik-topik yang memiliki kebaruan dan impact factor tinggi seperti senior-senior kita yang sudah menjadi peneliti dan dosen. Namun, ketika makalah kita bisa menjawab sebuah rumusan masalah dengan argumen yang ditulis dengan sistematika yang baik, bisa jadi makalah tersebut bisa disubmit untuk dipublikasikan di jurnal! 

 

Meskipun terdengar sangat rumit, namun jurnal-jurnal nasional terakreditasi pada dasarnya sangat terbuka bagi semua kalangan untuk mengirimkan tulisan, tak terkecuali mahasiswa yang masih kuliah. Ditambah dengan sistem blind-review, tulisan kita akan diniliai secara objektif karena identitas kita tidak diketahui oleh reviewer

 

Selain itu, teman-teman juga bisa mengirimkan makalah-makalah tersebut ke konferensi-konferensi akademik yang membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Kalau menulis sendiri dirasa terlalu berat, bisa kolaborasi dengan teman lain yang juga ingin mengembangkan topik yang sama! 

 

Oh iya, bagi mahasiswa semester akhir, skripsi juga bisa banget dipresentasikan di conference atau dikirim untuk dipublikasikan di jurnal. Pada banyak kasus, mahasiswa juga pada bisa berkolaborasi dengan dosen dalam mengembangkan skripsinya menjadi jurnal. 

 

2.   Bergabung dengan komunitas yang mengasah kemampuan meneliti dan menulis. 

 

Yang anak divisi RnD di organisasi, mana suaranya?

 

Di berbagai organisasi dan komunitas kampus, seringkali ditemukan adanya divisi yang bertugas menyelenggarakan berbagai acara ilmiah dan membuat berbagai kajian mengenai isu tertentu yang sedang hype. Meskipun terdengar sederhana, hal ini tidak bisa dianggap remeh karena hal tersebut mengasah kemampuan mencari dan mempresentasikan data untuk penelitian. 

 

Selain itu, kita juga bisa menjadi anggota komunitas menulis atau mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas tersebut. Selain bisa menambah relasi, kadang kita bisa mendapat berbagai informasi mengenai konferensi dan kesempatan publikasi! 

 

3.   Ambil kesempatan magang di pusat studi dan/atau think-tank.  

 

Mungkin kesempatan ini lebih terbuka bagi mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir yang sudah tidak memiliki tanggungan kuliah. Saat ini, banyak berbagai think-tank dan pusat studi yang membuka kesempatan untuk magang bagi mahasiswa tingkat akhir, seperti CSISCIPS, dan berbagai institusi lainnya. Jika belum memungkinkan untuk magang di luar kota karena masih ada tanggungan di kampus, bisa dicoba magang di institusi di universitas kita belajar atau institusi lain di dalam kota. Berdasar pengalaman saya dulu magang di ASC UGM, intern diberi kesempatan untuk menulis artikel dan terlibat berbagai proyek penelitian/akademik yang melibatkan Pusat Studi tersebut. Selain meningkatkan kemampuan riset, kita juga mendapat pengalaman profesional dan memperluas jaringan. 

 

Now, let’s start! 

 Sumber gambar : Uplash

 

Comments

  1. terimakasih buat artikelnya informatif banget, buat dapetin pengalaman riset gitu apakah harus ada fokus tertetnu, kaya erp misalnya

    ReplyDelete

Post a Comment