Menjadi Mahasiswa Soshum di Jepang : Nge-lab juga gak?


Blog-blog mahasiswa Indonesia di Jepang yang saya baca sebelum berangkat ke Jepang kebanyakan didominasi mahasiswa dengan bidang saintek, yang mana segala kegiatannya berkaitan dengan kehidupan penelitian di dalam laboratorium. Saya waktu itu bertanya tanya, apakah mahasiswa pascasarjana jurusan hokum, hubungan internasional, atau sastra juga melakukan penelitian di lab juga? Atau menjadi anggota suatu lab yang diketuai professor tertentu? Berdasar pengalaman saya menjadi mahasiswa political science di Kobe University GSICS, ada beberapa hal yang membedakan kehidupan akademik mahasiswa saintek dan soshum di Jepang. 



Source : https://www.yoshimuralab.me/single-post/2019/06/21/Open-Zemi-6-Ryoko-Iwase-Infrastructure

1.     Kalau mahasiswa saintek tergabung dalam suatu laboratorium, mahasiswa soshum tergabung dalam zemi salah satu sensei, biasanya supervisor sendiri. 

Laboratorium biasanya berbentuk suatu ruangan khusus dengan berbagai peralatan untuk eksperimen, tapi kalau zemi pada dasarnya merupakan sebuah kegiatan kelas. Dari namanya, zemi merupakan nama versi Jepang dari seminar. Berbeda seminar seminar seperti workshop yang biasa kita lihat, seminar ini lebih berbentuk suatu kelas yang mana mahasiswa bimbingan sensei semua berkumpul, dan akan mendapat giliran untuk presentasi progress research masing masing. Bentuk dan kegiatan dalam zemi ini tergantung dengan kebijakan sensei masing masing. Dari semua mata kuliah yang ada, biasanya matkul zemi atau biasa ditulis Special Seminar di website adalah yang paling penting dan paling disegani oleh semua mahasiswa, karena di kelas tersebut mahasiswa akan head-to-head dan face-to-face dengan sensei serta mahasiswa zemi lain dalam mempresentasikan riset kita (yang akan dijadikan thesis atau disertasi), yang akan sarat dengan proses trial and error dalam pelaksanaanya. Biasanya sensei akan sangat blak-blakan dalam mencecar berbagai kritik, pertanyaan dan saran, juga dukungan untuk riset kita. Meski terkesan tegang, namun perlu diketahui what happened in the seminar stays in the seminar. Sering sekali saya lihat mahasiswa dicecar pertanyaan oleh sensei sampai mahasiswa tersebut kesulitan menjawab, tapi begitu kelas selesai tetap mengobrol akrab dengan sensei. Dari sana lah progress riset dan thesis yang bagus terlahir.  

Pada dasarnya, semua mahasiswa pascarsarjana di Jepang, baik dari saintek atau soshum, akan menghadapi zemi atau research seminar secara berkala, biasanya setiap minggu. Namun, kegiatan teman teman saintek biasanya lebih didominasi di lab. Tapi dalam sebagian kasus, ada juga sensei di bidang soshum yang menyebut kelompok bimbingannya sebagai laboratorium.  

2.     Mahasiswa saintek melakukan riset di dalam laboratorium, sedangkan mahasiswa soshum lebih sering melaksanakan fieldwork.

Dari pengamatan saya selama sekolah di sini, kebanyakan mahasiswa teknik atau kedokteran lebih banyak menghabiskan waktu eksperimen di laboratorium daripada kuliah di kelas. Sedangkan, mahasiswa soshum yang kebanyakan risetnya berkaitan dengan social science atau suatu kebijakan, biasanya mencari data dengan melakukan wawancara dengan stakeholder-stakeholder terkait untuk mendapatkan data primer. Biasanya mahasiswa Indonesia yang membuat riset untuk perkembangan kebijakan pemerintah pusat atau daerah di Indonesia akan menyempatkan diri untuk pulang ke Indonesia saat liburan untuk melakukan fieldwork ke kementrian, badan atau organisasi terkait untuk penelitian. 

Jadi, sudah ada bayangan kuliah political science, international relations, law dan literature, dan jurusan soshum lainnya seperti apa? 



Comments

  1. Kak rafyoga saya kebetulan juga soshum yang berminat beasiswa ke jepang, maaf kak boleh saya minta research proposalnya untuk dipelajari kak?
    Ini email saya kak laughlive00@gmail.com

    ReplyDelete

Post a Comment